This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri piala-eropa. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri piala-eropa. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Februari 2015

Terkini Piala Konfederasi



Piala Konfederasi FIFA ialah kejuaraan sepak bola resmi yang diadakan FIFA yang mempertemukan kejuaraan dari setiap konfederasi yang berada di bawah naungan FIFA. Kejuaraan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali, yaitu setahun sebelum berlangsungnya Piala Dunia FIFA. Tempat Berlangsungnya kejuaraan ini ialah di negara Piala Dunia akan digelar tahun depannya.
Awalnya Piala Konfederasi diselenggarakan pertama kali di Arab Saudi dengan nama Piala Raja Fahd pada tahun 1992 sampai tahun 1997. Kemudian kejuaraan ini menjadi jadwal FIFA dan diadakan pertama kali di Meksiko dengan nama Piala Konfederasi pada tahun 1999, sampai tahun 2005 ajang ini diadakan dua tahun sekali, lalu akan diadakan kembali pada 2009 di Afrika Selatan sebagai ajang untuk melihat kesiapan dari Afrika Selatan untuk menggelar Piala Dunia tahun berikutnya. Tim-tim yang bertanding terbagi menjadi 6 negara juara konfederasi (AFC, CAF, UEFA, OFC, CONCACAF dan CONMEBOL)  plus 1 tuan rumah dan 1 juara dunia.

1992 Tempat Riyadh, Arab Saudi
Final : Argentina 3 vs 1 Arab Saudi
Tempat ke-3 : Amerika Serikat 5 vs 2 Pantai Gading
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 1992
Arab Saudi (Juara Piala Asia 1988 / Piala Konfederasi 1992)
Argentina (Juara Copa Amerika 1992 CONMEBOL)
Pantai Gading (Juara Piala Afrika 1991 CAF)
Amerika Serikat (Juara Piala Emas 1991 CONCACAF)

1995 Tempat Riyadh, Arab Saudi
Final : Denmark 2 vs 0 Argentina
Tempat ke-3 : Meksiko 5 vs 4 Nigeria
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 1995
Arab Saudi (Piala Konfederasi 1995)
Jepang (Juara Piala Asia 1992 AFC)
Nigeria (Juara Piala Afrika 1994 CAF)
Meksiko (Juara Piala Emas 1993 CONCACAF)
Denmark (Juara Piala Eropa 1992 UEFA)
Argentina (Juara Copa Amerika 1993 CONMEBOL)

1997 Tempat Riyadh, Arab Saudi
Final : Brazil 6 vs 0 Australia
Tempat ke-3 : Republik Ceko 1 vs 0 Uruguay
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 1997
Arab Saudi (Juara Piala Asia 1996 AFC / Piala Konfederasi 1997)
Uni Emirat Arab (Runner-up Piala Asia 1996 AFC)
Afrika Selatan (Juara Piala Afrika 1996 CAF)
Meksiko (Juara Piala Emas 1996 CONCACAF)
Brasil (Juara Piala Dunia 1996 FIFA / Runner-up Piala Emas 1996 CONCACAF)
Uruguay (Juara Copa Amerika 1995 CONMEBOL)
Australia (Juara Piala Oseania 1996 OFC)
Republik Ceko (Runner-up Piala Eropa 1996 UEFA)

1999 Tempat : Mexico City, Meksiko
Final : Meksiko 4 vs 3 Brazil
Tempat ke-3 : Amerika Serikat 2 vs 0 Arab Saudi  
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 1999
Amerika Serikat (Runner-up Piala Emas 1998 CONCACAF)
Jerman (Juara Piala Eropa 1996 UEFA)
Bolivia (Runner-up Copa Amerika 1997 CONMEBOL)
Brasil (Juara Copa Amerika 1997 CONMEBOL / Runner-up Piala Dunia 1998 FIFA)
Selandia Baru (Juara Piala Oseania 1998 OFC)
Mesir (Juara Piala Afrika 1998 CAF)
Arab Saudi (Juara Piala Asia 1996 AFC)
Meksiko (Juara Piala Emas 1998 CONCACAF / Piala Konfederasi 1999)

2001 Tempat Korea Selatan dan Jepang
Final : Prancis 1 vs 0 Jepang
Tempat ke-3 : Australia 1 vs 0 Brasil
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 2001
Prancis (Juara Piala Dunia 1998 FIFA / Juara Piala Eropa 2000 UEFA)
Meksiko (Juara Piala Konfederasi 1999 FIFA)
Kanada (Juara Piala Emas 2000 CONCACAF)
Brasil (Juara Copa Amerika CONMEBOL 1999)
Australia (Juara Piala Oseania 2000 OFC)
Kamerun (Juara Piala Afrika 2000 CAF)
Jepang (Juara Piala Asia 2000 / Piala Konfederasi 2003)
Korea Selatan (Piala Konfederasi 2003)

2003 Tempat Paris, Prancis
Final : Prancis 1 vs 0 Kamerun
Tempat ke-3 : Turki 2 vs 1 Kolombia
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 2003
Brasil (Juara Piala Dunia 2002 FIFA)
Turki (Tempat ke-3 Piala Dunia 2002 FIFA)
Jepang (Juara Piala Asia 2000 AFC)
Amerika Serikat (Juara Piala Emas 2002 CONCACAF)
Kolombia (Juara Copa Amerika CONMEBOL 2001)
Selandia Baru (Juara Piala Oseania 2002 OFC)
Kamerun (Juara Piala Afrika 2002 CAF)
Prancis (Juara Konfederasi 2001 / Juara Piala Eropa 2000 UEFA  / Piala Konfederasi 2003)

2005 Tempat Frankfurt, Jerman
Final : Brazil 4 vs 1 Argentina
Tempat ke-3 :  Jerman 4 vs 3 Meksiko
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 2005
Brasil (Juara Piala Dunia 2002 FIFA)
Yunani (Juara Piala Eropa 2004 UEFA)
Jepang (Juara Piala Asia 2004 AFC)
Meksiko (Juara Piala Emas 2003 CONCACAF)
Argentina (Runner up Copa Amerika CONMEBOL 2004)
Australia (Juara Piala Oseania 2004 OFC)
Tunisia (Juara Piala Afrika 2004 CAF)
Jerman (Tuan Rumah Piala Dunia 2006 / Piala Konfederasi 2005)

2009 Tempat Johannesburg, Afrika Selatan
Final : Brazil 3 vs 2 Amerika Serikat
Tempat ke-3 : Spanyol 3 vs 2 Afrika Selatan
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 2009
Italia (Juara Piala Dunia 2006 FIFA)
Spanyol (Juara Piala Eropa 2008 UEFA)
Irak (Juara Piala Asia 2007 AFC)
Amerika Serikat (Juara Piala Emas 2007 CONCACAF)
Brazil (Juara Copa Amerika CONMEBOL 2007)
Selandia Baru (Juara Piala Oseania 2008 OFC)
Mesir (Juara Piala Afrika 2008 CAF)
Afrika Selatan (Tuan Rumah Piala Dunia 2010 / Piala Konfederasi 2009)

2013 Tempat Rio de Janeiro, Brasil
Final : Brasil 3 vs 0 Spanyol
Tempat ke-3 : Italia 3 vs 2 Uruguay (2-2)
Daftar Negara Peserta Piala Konfederasi 2013
Spanyol (Juara Piala Dunia 2010 FIFA)
Italia (Runner-up Piala Eropa 2012 UEFA)
Jepang (Juara Piala Asia 2011 AFC)
Meksiko (Juara Piala Emas 2011 CONCACAF)
Uruguay (Juara Copa Amerika CONMEBOL 2011)
Tahiti (Juara Piala Oseania 2012 OFC)
Nigeria (Juara Piala Afrika 2013 CAF)
Brazil (Tuan Rumah Piala Dunia 2014 / Piala Konfederasi 2013)

Minggu, 29 Oktober 2017

Sangat Viral Yayasan Real Madrid Presentasikan Buku La Leyenda Continúa


“Buku yang gres ini merupakan bab dari satu koleksi yang membuat gembira kita semua yang menghargai dan mengasihi Real Madrid”, demikian dijelaskan oleh Florentino Pérez.

Yayasan Real Madrid telah mempresentasikan buku La leyenda continúa. La Duodécima, reyes de Europa atau 'Legenda yang terus berlanjut. La Duodecima, Raja di Eropa' di tribun kehormatan di Santiago Bernabéu. Dalam program telah hadir, selain dari penulis buku Enrique Ortego, el presidente Florentino Pérez; José Creuheras, president Grup Planeta dan Atresmedia; Ana Rosa Semprún, dirut Espasa; Enrique Sánchez, wakil presiden direktur Yayasan Real Madrid; Paco Gento, presiden kehormatan Real Madrid, Amancio, Zidane, Sergio Ramos, Isco, Casemiro, Keylor Navas dan Asensio.

Florentino Pérez menerima giliran pertama untuk memberikan sambutan : "Telah terjalin suatu kisah jalinan asmara antara Piala Eropa dan Real Madrid semenjak Santiago Bernabéu dan harian Perancis yang prestisius L’Equipe, dengan pemberian dari UEFA, menetapkan dan membuat Piala Eropa ditahun 1955, yang berarti menawarkan satu dimensi bagi sepakbola yang tidak pernah ada sebelumnya. Itu, tidak diragukan lagi, merupakan awal dari nilai universal Real Madrid dan juga, awal dari satu legenda yang sampai ketika ini tidak terulangi”.

Ambisi

“Sejalan dengan fakta bahwa nilai-nilai madridisme telah diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, dari semenjak penetapan Piala Eropa, juga dari satu generasi kegenerasi berikut, telah dimulai suatu ambisi luar biasa untuk memenangkan Piala Eropa secara terus menerus. Dan untuk itu, setiap pertandingan Piala Eropa merupakan satu pesta bagi seluruh madridista dan juga bagi seluruh pencinta sepakbola”.

Target memenangkan Champions

“Kerja keras, upaya mencapai kesempurnaan yang terus menerus, talenta dan semangat juara yang tak terpatahkan telah menjadikan, dari tahun ketahun, tantangan bagi kita untuk mengangkat Piala ini dengan satu tujuan utama yaitu memuaskan harapan dari jutaan penggemar yang tersebar diseluruh penjuru dunia”.

Masa kesuksesan yang baru

“Kami sangat menyadari dan menghargai arti dari apa yang telah dilakukan oleh para pemain dan instruktur kami bagi madridisme. Dengan persatuan, keyakinan yang tak tergoyahkan akan kerja keras dan dengan kerendahan hati mereka telah kembali membuat sejarah. Karena kita, los madridistas, tahu bahwa kita sedang menjalani satu masa keemasan yang gres dalam 115 tahun sejarah kita”.

“Ungkapan terima kasih saya kepada pihak penerbit yang telah memungkinkan hal ini terjadi, yaitu Espasa. Bagi kami ini yaitu suatu kehormatan bahwa hari ini presiden Grup Planeta dan Atresmedia, José Creuheras, telah hadir bersama kami. Terima kasih José, alasannya yaitu bagi kami ini yaitu suatu program yang menggembirakan dan kehadiranmu membuatnya semakin menjadi lebih gembira lagi. Terima kasih juga kepada Ana Rosa Semprún, dirut Penerbit".

Enrique Ortego: “Buku ini yaitu lebih dari sekedar la Duodécima”

“Suatu hari saya duduk bersama dengan Florentino dan saya ungkapkan kepadanya bahwa buku ini mengungkapkan lebih banyak lagi hal, ini yaitu mengenai la Duodécima, ditambah dengan Liga, Piala Super Eropa dan Piala Super Spanyol. Dalam 115 tahun sejarahnya Real Madrid sudah pernah mencicipi bagaimana rasanya mempunyai satu tim yang bersejarah dimasanya. Seperti tim yang memenangkan 5 Piala Eropa, atau mereka yang disebut dengan 'los yeyés', mustahil kita sanggup melupakan 'la Quinta del Buitre' ataupun 'los galácticos'. Satu tim bersejarah dimasanya atau 'Un equipo de época', ini sanggup saja menjadi judul buku, dengan satu faktor yang sama, yaitu kesuksesan”.

J. Creuheras: “Semoga saja kita sanggup berada disini selama bertahun-tahun lagi”

“Terimakasih dikarenakan telah mengijinkan kami untuk berkolaborasi dalam satu program menyerupai ini. Beberapa ketika yang kemudian kami telah menyampaikan kepada Paco Gento bahwa bagi kami buku mempunyai arti yang lebih besar. Di TV kami sanggup menyiarkan mengenai momen yang Istimewa ini, tapi buku membuatmu sanggup kembali menjalani momen-momen tersebut selama bertahun-tahun kedepan. Itulah arti dari sebuah buku. Mengungkapkan dongeng dan memberikan perasaan. Semoga saja kita sanggup berada disini selama bertahun-tahun lagi”.

Pameran


Selain dari presentasi buku, tribun kehormatan juga menjadi daerah bazar dari Pusat Kekayaan Sejarah Real Madrid dimana sanggup disaksikan ke 11 Piala Eropa lainnya dan banyak sekali kaus serta benda-benda kenang-kenangan dari semua laga-laga tamat tersebut.

Sumber : realmadrid.com

Sangat Viral Yayasan Real Madrid Presentasikan Buku La Leyenda Continúa


“Buku yang gres ini merupakan bab dari satu koleksi yang membuat gembira kita semua yang menghargai dan mengasihi Real Madrid”, demikian dijelaskan oleh Florentino Pérez.

Yayasan Real Madrid telah mempresentasikan buku La leyenda continúa. La Duodécima, reyes de Europa atau 'Legenda yang terus berlanjut. La Duodecima, Raja di Eropa' di tribun kehormatan di Santiago Bernabéu. Dalam program telah hadir, selain dari penulis buku Enrique Ortego, el presidente Florentino Pérez; José Creuheras, president Grup Planeta dan Atresmedia; Ana Rosa Semprún, dirut Espasa; Enrique Sánchez, wakil presiden direktur Yayasan Real Madrid; Paco Gento, presiden kehormatan Real Madrid, Amancio, Zidane, Sergio Ramos, Isco, Casemiro, Keylor Navas dan Asensio.

Florentino Pérez menerima giliran pertama untuk memberikan sambutan : "Telah terjalin suatu kisah jalinan asmara antara Piala Eropa dan Real Madrid semenjak Santiago Bernabéu dan harian Perancis yang prestisius L’Equipe, dengan pemberian dari UEFA, menetapkan dan membuat Piala Eropa ditahun 1955, yang berarti menawarkan satu dimensi bagi sepakbola yang tidak pernah ada sebelumnya. Itu, tidak diragukan lagi, merupakan awal dari nilai universal Real Madrid dan juga, awal dari satu legenda yang sampai ketika ini tidak terulangi”.

Ambisi

“Sejalan dengan fakta bahwa nilai-nilai madridisme telah diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, dari semenjak penetapan Piala Eropa, juga dari satu generasi kegenerasi berikut, telah dimulai suatu ambisi luar biasa untuk memenangkan Piala Eropa secara terus menerus. Dan untuk itu, setiap pertandingan Piala Eropa merupakan satu pesta bagi seluruh madridista dan juga bagi seluruh pencinta sepakbola”.

Target memenangkan Champions

“Kerja keras, upaya mencapai kesempurnaan yang terus menerus, talenta dan semangat juara yang tak terpatahkan telah menjadikan, dari tahun ketahun, tantangan bagi kita untuk mengangkat Piala ini dengan satu tujuan utama yaitu memuaskan harapan dari jutaan penggemar yang tersebar diseluruh penjuru dunia”.

Masa kesuksesan yang baru

“Kami sangat menyadari dan menghargai arti dari apa yang telah dilakukan oleh para pemain dan instruktur kami bagi madridisme. Dengan persatuan, keyakinan yang tak tergoyahkan akan kerja keras dan dengan kerendahan hati mereka telah kembali membuat sejarah. Karena kita, los madridistas, tahu bahwa kita sedang menjalani satu masa keemasan yang gres dalam 115 tahun sejarah kita”.

“Ungkapan terima kasih saya kepada pihak penerbit yang telah memungkinkan hal ini terjadi, yaitu Espasa. Bagi kami ini yaitu suatu kehormatan bahwa hari ini presiden Grup Planeta dan Atresmedia, José Creuheras, telah hadir bersama kami. Terima kasih José, alasannya yaitu bagi kami ini yaitu suatu program yang menggembirakan dan kehadiranmu membuatnya semakin menjadi lebih gembira lagi. Terima kasih juga kepada Ana Rosa Semprún, dirut Penerbit".

Enrique Ortego: “Buku ini yaitu lebih dari sekedar la Duodécima”

“Suatu hari saya duduk bersama dengan Florentino dan saya ungkapkan kepadanya bahwa buku ini mengungkapkan lebih banyak lagi hal, ini yaitu mengenai la Duodécima, ditambah dengan Liga, Piala Super Eropa dan Piala Super Spanyol. Dalam 115 tahun sejarahnya Real Madrid sudah pernah mencicipi bagaimana rasanya mempunyai satu tim yang bersejarah dimasanya. Seperti tim yang memenangkan 5 Piala Eropa, atau mereka yang disebut dengan 'los yeyés', mustahil kita sanggup melupakan 'la Quinta del Buitre' ataupun 'los galácticos'. Satu tim bersejarah dimasanya atau 'Un equipo de época', ini sanggup saja menjadi judul buku, dengan satu faktor yang sama, yaitu kesuksesan”.

J. Creuheras: “Semoga saja kita sanggup berada disini selama bertahun-tahun lagi”

“Terimakasih dikarenakan telah mengijinkan kami untuk berkolaborasi dalam satu program menyerupai ini. Beberapa ketika yang kemudian kami telah menyampaikan kepada Paco Gento bahwa bagi kami buku mempunyai arti yang lebih besar. Di TV kami sanggup menyiarkan mengenai momen yang Istimewa ini, tapi buku membuatmu sanggup kembali menjalani momen-momen tersebut selama bertahun-tahun kedepan. Itulah arti dari sebuah buku. Mengungkapkan dongeng dan memberikan perasaan. Semoga saja kita sanggup berada disini selama bertahun-tahun lagi”.

Pameran


Selain dari presentasi buku, tribun kehormatan juga menjadi daerah bazar dari Pusat Kekayaan Sejarah Real Madrid dimana sanggup disaksikan ke 11 Piala Eropa lainnya dan banyak sekali kaus serta benda-benda kenang-kenangan dari semua laga-laga tamat tersebut.

Sumber : realmadrid.com

Selasa, 08 Mei 2018

Sangat Viral Prediksi Selesai Liga Champion Dan Tiga Rekor Kekalahan Real Madrid


Real Madrid tercatat sebagai klub tersukses di Liga Champions dengan koleksi 12 gelar. Kesukesan Real Madrid dimulai pada 1955-56, atau edisi pertama dari Liga Champions yang dikenal dengan sebutan Piala Eropa pada ketika itu.



Los Blancos menjadi juara lima kali secara beruntun pada lima tahun pertama penyelenggaraan Liga Champions. Hal tersebut mengukuhkan status El Real sebagai klub terbaik di Eropa.

Namun, Real Madrid bukan tanpa celah. Mereka tercatat pernah mengalami kekalahan pada berkelahi puncak. Bahkan, Liverpool tercatat sebagai klub terakhir yang mengalahkan Real Madrid pada berkelahi final.

Meskipun begitu, fakta tersebut tak menghapuskan sejarah Real Madrid sebagai klub terbaik di Eropa.

Pada isu terkini 2017-18, Real Madrid berpeluang mengoleksi gelar ke-13 di Liga Champions. Pada berkelahi puncak, Los Blancos akan menghadapi Liverpool.

Berikut ini yaitu tiga kekalahan Real Madrid pada berkelahi final Liga Champions:

1. Piala Eropa (Liga Champions) 1961-1962

Laga final Piala Eropa 1962 berlangsung di Amsterdam Olympic stadium. Pada berkelahi tersebut, Real Madrid berhadapan dengan wakil Portugal, Benfica.

Laga ini menjadi ajang persaingan bagi Eusebio dan Ferenc Puskas yang ketika itu disebut sebagai pemain terbaik. Laga berlangsung intens, namun Benfica keluar sebagai pemenang dengan skor 5-3.

Tiga gol yang dicetak Ferenc Puskas tak bisa mengantarkan Los Blancos menjadi juara. Eusebio berperan besar untuk Benfica sesudah mencetak dua gol dalam tempo lima menit.

2. Piala Eropa 1963-1964

Setelah kekalahan pada dua isu terkini sebelumnya, Real Madrid kembali tampil pada berkelahi puncak. Kali ini, Los Blancos berhadapan dengan wakil Italia, Inter Milan.

Real Madrid mengakui keunggulan lawannya sesudah takluk dengan skor 1-3. Sandro Mazzola menjadi bintang kemenangan Inter Milan lewat dua gol yang dia cetak ke gawang Real Madrid.

3. Piala Eropa 1980-1981

Real Madrid menembus berkelahi final Piala Eropa untuk kali pertama dalam 15 tahun pada 1981. Sebelumnya, mereka menjadi juara pada tahun 1966 dengan mengalahkan Partizan.

Real Madrid menghadapi Liverpool di Parc de Princes, Paris. Namun, Los Blancos kalah lewat gol tunggal yang dicetak Alan Kennedy. Los Blancos pun harus mengubur harapan untuk menjadi juara Eropa pada tahun tersebut

Prediksi dan Rekor Pertemuan Kedua Tim

Liverpool FC alhasil menyegel daerah di final Liga Champions isu terkini ini. Mereka akan bersua Real Madrid pada berkelahi puncak di NSC Olimpiyskiy Stadium, Kiev, Ukraina, 27 Mei 2018 pukul 01.45 dini hari waktu Indonesia.

Liverpool memastikan diri ke final sesudah menyingkirkan AS Roma pada fase empat besar pada Rabu (2/5/2018) atau Kamis dini hari WIB. Meski kalah 2-4 di markas Roma pada leg kedua, The Reds tetap lolos alasannya yaitu mempunyai modal kemenangan 5-2 pada pertemuan pertama pekan kemudian di Anfield. Dengan demikian, agregat 7-6 untuk Liverpool.

Sementara itu, Real Madrid mencapai final untuk kali ketiga berturut-turut sesudah mengeliminasi Bayern Muenchen agregat tipis pula 4-3. Setelah menang 2-1 di markas Bayern pada pekan lalu, Los Blancos bermain imbang 2-2 di Santiago Bernabeu, Selasa (1/5) atau Rabu dini hari WIB.

Jika jumlah trofi menjadi acuan, Real Madrid jauh lebih diunggulkan alasannya yaitu klub raksasa asal Spanyol tersebut sudah 12 kali menjadi juara dari 15 kali mencapai final. Bandingkan dengan Liverpool yang gres lima kali jadi juara dari tujuh kesempatan.

Namun, kalau rekor pertemuan menjadi tolak ukur, Liverpool pantas lebih percaya diri. Pasalnya, dari lima duel yang sudah pernah terjadi, klub elite Premier League itu lebih unggul dengan torehan tiga kemenangan sedangkan Real Madrid gres dua kali.

Liverpool juga merupakan tim terakhir yang bisa menjegal langkah Real Madrid pada partai final Liga Champions. Itu terjadi pada isu terkini 1980-1981.

Pertemuan di Paris 37 tahun silam menjadi duel paling bergengsi kedua tim hingga terulang kembali pada final Liga Champions isu terkini ini. Di antara final pertama dan partai puncak nanti, terselip empat pertemuan yang tersebar pada isu terkini 2008-2009 dan 2014-2015.

Pada 2008-2009, Liverpool mendepak Real Madrid pada babak 16 besar dengan keunggulan prima 5-0 (1-0, 4-0). Hanya, langkah The Reds eksklusif terhenti pada fase selanjutnya di tangan Chelsea (agregat 5-7). Sementara itu pada Liga Champions 2014-2015, Real Madrid membalas dengan catatan kemenangan dobel 3-0 dan 1-0 pada fase grup. El Real alhasil finis hingga semifinal, sedangkan The Reds tersungkur lebih dini.

Sangat Viral Prediksi Selesai Liga Champion Dan Tiga Rekor Kekalahan Real Madrid


Real Madrid tercatat sebagai klub tersukses di Liga Champions dengan koleksi 12 gelar. Kesukesan Real Madrid dimulai pada 1955-56, atau edisi pertama dari Liga Champions yang dikenal dengan sebutan Piala Eropa pada ketika itu.



Los Blancos menjadi juara lima kali secara beruntun pada lima tahun pertama penyelenggaraan Liga Champions. Hal tersebut mengukuhkan status El Real sebagai klub terbaik di Eropa.

Namun, Real Madrid bukan tanpa celah. Mereka tercatat pernah mengalami kekalahan pada berkelahi puncak. Bahkan, Liverpool tercatat sebagai klub terakhir yang mengalahkan Real Madrid pada berkelahi final.

Meskipun begitu, fakta tersebut tak menghapuskan sejarah Real Madrid sebagai klub terbaik di Eropa.

Pada isu terkini 2017-18, Real Madrid berpeluang mengoleksi gelar ke-13 di Liga Champions. Pada berkelahi puncak, Los Blancos akan menghadapi Liverpool.

Berikut ini yaitu tiga kekalahan Real Madrid pada berkelahi final Liga Champions:

1. Piala Eropa (Liga Champions) 1961-1962

Laga final Piala Eropa 1962 berlangsung di Amsterdam Olympic stadium. Pada berkelahi tersebut, Real Madrid berhadapan dengan wakil Portugal, Benfica.

Laga ini menjadi ajang persaingan bagi Eusebio dan Ferenc Puskas yang ketika itu disebut sebagai pemain terbaik. Laga berlangsung intens, namun Benfica keluar sebagai pemenang dengan skor 5-3.

Tiga gol yang dicetak Ferenc Puskas tak bisa mengantarkan Los Blancos menjadi juara. Eusebio berperan besar untuk Benfica sesudah mencetak dua gol dalam tempo lima menit.

2. Piala Eropa 1963-1964

Setelah kekalahan pada dua isu terkini sebelumnya, Real Madrid kembali tampil pada berkelahi puncak. Kali ini, Los Blancos berhadapan dengan wakil Italia, Inter Milan.

Real Madrid mengakui keunggulan lawannya sesudah takluk dengan skor 1-3. Sandro Mazzola menjadi bintang kemenangan Inter Milan lewat dua gol yang dia cetak ke gawang Real Madrid.

3. Piala Eropa 1980-1981

Real Madrid menembus berkelahi final Piala Eropa untuk kali pertama dalam 15 tahun pada 1981. Sebelumnya, mereka menjadi juara pada tahun 1966 dengan mengalahkan Partizan.

Real Madrid menghadapi Liverpool di Parc de Princes, Paris. Namun, Los Blancos kalah lewat gol tunggal yang dicetak Alan Kennedy. Los Blancos pun harus mengubur harapan untuk menjadi juara Eropa pada tahun tersebut

Prediksi dan Rekor Pertemuan Kedua Tim

Liverpool FC alhasil menyegel daerah di final Liga Champions isu terkini ini. Mereka akan bersua Real Madrid pada berkelahi puncak di NSC Olimpiyskiy Stadium, Kiev, Ukraina, 27 Mei 2018 pukul 01.45 dini hari waktu Indonesia.

Liverpool memastikan diri ke final sesudah menyingkirkan AS Roma pada fase empat besar pada Rabu (2/5/2018) atau Kamis dini hari WIB. Meski kalah 2-4 di markas Roma pada leg kedua, The Reds tetap lolos alasannya yaitu mempunyai modal kemenangan 5-2 pada pertemuan pertama pekan kemudian di Anfield. Dengan demikian, agregat 7-6 untuk Liverpool.

Sementara itu, Real Madrid mencapai final untuk kali ketiga berturut-turut sesudah mengeliminasi Bayern Muenchen agregat tipis pula 4-3. Setelah menang 2-1 di markas Bayern pada pekan lalu, Los Blancos bermain imbang 2-2 di Santiago Bernabeu, Selasa (1/5) atau Rabu dini hari WIB.

Jika jumlah trofi menjadi acuan, Real Madrid jauh lebih diunggulkan alasannya yaitu klub raksasa asal Spanyol tersebut sudah 12 kali menjadi juara dari 15 kali mencapai final. Bandingkan dengan Liverpool yang gres lima kali jadi juara dari tujuh kesempatan.

Namun, kalau rekor pertemuan menjadi tolak ukur, Liverpool pantas lebih percaya diri. Pasalnya, dari lima duel yang sudah pernah terjadi, klub elite Premier League itu lebih unggul dengan torehan tiga kemenangan sedangkan Real Madrid gres dua kali.

Liverpool juga merupakan tim terakhir yang bisa menjegal langkah Real Madrid pada partai final Liga Champions. Itu terjadi pada isu terkini 1980-1981.

Pertemuan di Paris 37 tahun silam menjadi duel paling bergengsi kedua tim hingga terulang kembali pada final Liga Champions isu terkini ini. Di antara final pertama dan partai puncak nanti, terselip empat pertemuan yang tersebar pada isu terkini 2008-2009 dan 2014-2015.

Pada 2008-2009, Liverpool mendepak Real Madrid pada babak 16 besar dengan keunggulan prima 5-0 (1-0, 4-0). Hanya, langkah The Reds eksklusif terhenti pada fase selanjutnya di tangan Chelsea (agregat 5-7). Sementara itu pada Liga Champions 2014-2015, Real Madrid membalas dengan catatan kemenangan dobel 3-0 dan 1-0 pada fase grup. El Real alhasil finis hingga semifinal, sedangkan The Reds tersungkur lebih dini.

Sangat Viral Prediksi Selesai Liga Champion Dan Tiga Rekor Kekalahan Real Madrid


Real Madrid tercatat sebagai klub tersukses di Liga Champions dengan koleksi 12 gelar. Kesukesan Real Madrid dimulai pada 1955-56, atau edisi pertama dari Liga Champions yang dikenal dengan sebutan Piala Eropa pada ketika itu.



Los Blancos menjadi juara lima kali secara beruntun pada lima tahun pertama penyelenggaraan Liga Champions. Hal tersebut mengukuhkan status El Real sebagai klub terbaik di Eropa.

Namun, Real Madrid bukan tanpa celah. Mereka tercatat pernah mengalami kekalahan pada berkelahi puncak. Bahkan, Liverpool tercatat sebagai klub terakhir yang mengalahkan Real Madrid pada berkelahi final.

Meskipun begitu, fakta tersebut tak menghapuskan sejarah Real Madrid sebagai klub terbaik di Eropa.

Pada isu terkini 2017-18, Real Madrid berpeluang mengoleksi gelar ke-13 di Liga Champions. Pada berkelahi puncak, Los Blancos akan menghadapi Liverpool.

Berikut ini yaitu tiga kekalahan Real Madrid pada berkelahi final Liga Champions:

1. Piala Eropa (Liga Champions) 1961-1962

Laga final Piala Eropa 1962 berlangsung di Amsterdam Olympic stadium. Pada berkelahi tersebut, Real Madrid berhadapan dengan wakil Portugal, Benfica.

Laga ini menjadi ajang persaingan bagi Eusebio dan Ferenc Puskas yang ketika itu disebut sebagai pemain terbaik. Laga berlangsung intens, namun Benfica keluar sebagai pemenang dengan skor 5-3.

Tiga gol yang dicetak Ferenc Puskas tak bisa mengantarkan Los Blancos menjadi juara. Eusebio berperan besar untuk Benfica sesudah mencetak dua gol dalam tempo lima menit.

2. Piala Eropa 1963-1964

Setelah kekalahan pada dua isu terkini sebelumnya, Real Madrid kembali tampil pada berkelahi puncak. Kali ini, Los Blancos berhadapan dengan wakil Italia, Inter Milan.

Real Madrid mengakui keunggulan lawannya sesudah takluk dengan skor 1-3. Sandro Mazzola menjadi bintang kemenangan Inter Milan lewat dua gol yang dia cetak ke gawang Real Madrid.

3. Piala Eropa 1980-1981

Real Madrid menembus berkelahi final Piala Eropa untuk kali pertama dalam 15 tahun pada 1981. Sebelumnya, mereka menjadi juara pada tahun 1966 dengan mengalahkan Partizan.

Real Madrid menghadapi Liverpool di Parc de Princes, Paris. Namun, Los Blancos kalah lewat gol tunggal yang dicetak Alan Kennedy. Los Blancos pun harus mengubur harapan untuk menjadi juara Eropa pada tahun tersebut

Prediksi dan Rekor Pertemuan Kedua Tim

Liverpool FC alhasil menyegel daerah di final Liga Champions isu terkini ini. Mereka akan bersua Real Madrid pada berkelahi puncak di NSC Olimpiyskiy Stadium, Kiev, Ukraina, 27 Mei 2018 pukul 01.45 dini hari waktu Indonesia.

Liverpool memastikan diri ke final sesudah menyingkirkan AS Roma pada fase empat besar pada Rabu (2/5/2018) atau Kamis dini hari WIB. Meski kalah 2-4 di markas Roma pada leg kedua, The Reds tetap lolos alasannya yaitu mempunyai modal kemenangan 5-2 pada pertemuan pertama pekan kemudian di Anfield. Dengan demikian, agregat 7-6 untuk Liverpool.

Sementara itu, Real Madrid mencapai final untuk kali ketiga berturut-turut sesudah mengeliminasi Bayern Muenchen agregat tipis pula 4-3. Setelah menang 2-1 di markas Bayern pada pekan lalu, Los Blancos bermain imbang 2-2 di Santiago Bernabeu, Selasa (1/5) atau Rabu dini hari WIB.

Jika jumlah trofi menjadi acuan, Real Madrid jauh lebih diunggulkan alasannya yaitu klub raksasa asal Spanyol tersebut sudah 12 kali menjadi juara dari 15 kali mencapai final. Bandingkan dengan Liverpool yang gres lima kali jadi juara dari tujuh kesempatan.

Namun, kalau rekor pertemuan menjadi tolak ukur, Liverpool pantas lebih percaya diri. Pasalnya, dari lima duel yang sudah pernah terjadi, klub elite Premier League itu lebih unggul dengan torehan tiga kemenangan sedangkan Real Madrid gres dua kali.

Liverpool juga merupakan tim terakhir yang bisa menjegal langkah Real Madrid pada partai final Liga Champions. Itu terjadi pada isu terkini 1980-1981.

Pertemuan di Paris 37 tahun silam menjadi duel paling bergengsi kedua tim hingga terulang kembali pada final Liga Champions isu terkini ini. Di antara final pertama dan partai puncak nanti, terselip empat pertemuan yang tersebar pada isu terkini 2008-2009 dan 2014-2015.

Pada 2008-2009, Liverpool mendepak Real Madrid pada babak 16 besar dengan keunggulan prima 5-0 (1-0, 4-0). Hanya, langkah The Reds eksklusif terhenti pada fase selanjutnya di tangan Chelsea (agregat 5-7). Sementara itu pada Liga Champions 2014-2015, Real Madrid membalas dengan catatan kemenangan dobel 3-0 dan 1-0 pada fase grup. El Real alhasil finis hingga semifinal, sedangkan The Reds tersungkur lebih dini.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Sangat Viral Sejarah Dan Perjalanan Real Madrid Sebagai Sebuah Club



Awal mula (1897–1945)

Awal mula Real Madrid dimulai ketika sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanza yang di dalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun 1900, yaitu: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902.



Tiga tahun sesudah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama sesudah mengalahkan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey. Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol. Dengan beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912.

Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid sesudah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.

Pada tahun 1929, Liga Spanyol didirikan. Real Madrid memimpin isu terkini pertama liga hingga pertandingan terakhir, namun ketika itu secara mengejutkan mereka kalah oleh Athletic Bilbao yang menimbulkan gelar yang sudah hampir niscaya diraih, direbut oleh Barcelona.[9] Real Madrid kesannya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka pada isu terkini 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.

Pada 14 April 1931, kedatangan Republik Spanyol Kedua disebabkan klub kehilangan gelar Real dan kembali ke berjulukan Madrid Football Club. Sepak bola terus selama Perang Dunia Kedua, dan pada 13 Juni 1943, Madrid mengalahkan Barcelona 11-1 di leg kedua semi-final dari Copa del Generalísimo, Copa del Rey yang telah berganti nama untuk menghormati Jenderal Franco. Ia telah mengemukakan bahwa pemain Barcelona diintimidasi oleh polisi, termasuk oleh administrator keamanan negara yang "diduga menyampaikan kepada tim bahwa beberapa dari mereka hanya bermain lantaran kedermawanan rezim dalam memungkinkan mereka untuk tetap di negara ini." Ketua Barcelona, Enric Piñeyro, diserang oleh fans Madrid.

Santiago Bernabéu Yeste dan kesuksesan di Eropa (1945–1978)

Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943. Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan daerah berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akhir Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya yakni Alfredo Di Stéfano.


Pada tahun 1955, berdasar dari ilham yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes membuat sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung ketika ini.

Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960. Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala orisinil turnamen dan mendapatkan hak untuk menggunakan lencana kehormatan UEFA.

Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 sesudah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.[20] Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul "She Loves You" sesudah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.

Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol. Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea. Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung. Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.

Quinta del Buitre dan ketujuh Piala Eropa (1980–2000)
Pada awal 1980-an, Real Madrid menyerupai kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju ke atas melalui tunjangan beberapa bintang baru. Keberhasilan para bintang gres tersebut kemudian disebut oleh jurnalis olahraga Spanyol sebagai masa generasi La Quinta del Buitre ("Lima Burung Nazar"), yang berasal dari nama el buitre ("burung nazar"), julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid ketika itu, Emilio Butragueño. Anggota lainnya yakni Manuel Sanchís, Rafael Martín Vázquez, Miguel Pardeza, dan Míchel. Dengan La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota ketika Miguel Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke Real Zaragoza pada 1986) dan pemain populer menyerupai penjaga gawang Francisco Buyo, bek kanan Miguel Porlán Chendo, dan penyerang Meksiko Hugo Sanchez, Real Madrid berhasil bangun dan mempunyai kekuatan terbaik di daratan Spanyol dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup signifikan: mereka berhasil memenangkan dua Piala UEFA, lima gelar Liga Spanyol berturut-turut, satu Piala Spanyol, dan tiga Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an, La Quinta del Buitre resmi berpisah sesudah Rafael Martín Vázquez, Emilio Butragueno, dan Míchel meninggalkan klub.

Pada tahun 1996, Presiden Lorenzo Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih. Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung satu musim, Real Madrid berhasil menjadi juara La Liga lewat bantuan Roberto Carlos, Predrag Mijatović, Davor Å uker, dan Clarence Seedorf yang membantu para pemain lokal menyerupai Raul Gonzalez, Fernando Hierro, Iván Zamorano, dan Fernando Redondo. Real Madrid kemudian menambah amunisi dengan kedatangan Fernando Morientes pada tahun 1997. Penantian mereka selama 32 tahun untuk bisa berjaya lagi di Eropa kesannya berakhir pada tahun 1998 di bawah manajer Jupp Heynckes ketika berhasil lolos ke Final Liga Champions UEFA dan mengalahkan Juventus dengan skor 1–0 berkat gol dari Predrag Mijatović.

Era Los Galácticos (2000–2006)

Beckham dan Zidane dianggap "Galácticos".
Pada bulan Juli 2000, Florentino Pérez terpilih sebagai presiden klub. Dia berjanji dalam kampanyenya untuk menghapus utang klub sebesar 270 juta euro dan memodernisasi kemudahan klub. Namun, janji pemilu utama yang mendorong Pérez untuk kemenangan yakni penandatanganan Luís Figo. Tahun berikutnya, klub menerima daerah training yang rezoned dan menggunakan uang itu untuk memulai perakitan sisi Galáctico populer termasuk pemain menyerupai Zinedine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl, Fabio Cannavaro dan David Beckham. Hal ini diperdebatkan apakah berjudi terbayar, lantaran meskipun Liga Champions UEFA dan Piala Interkontinental menang pada tahun 2002, diikuti oleh Liga pada tahun 2003, klub gagal memenangkan trofi besar selama tiga isu terkini berikutnya. Pada isu terkini panas 2003, sesudah menangkap lain gelar La Liga, Florentino Pérez dan dewan direksi menolak untuk memperpanjang kontrak instruktur Vicente del Bosque dan sesudah perselisihan internal yang memaksa kapten Fernando Hierro meninggalkan klub. Mereka juga mengabaikan seruan Claude Makélélé perihal kontrak gres dengan honor yang lebih baik, sebagai imbalannya, Makélélé meminta seruan transfer, dan dipindahkan ke Chelsea.

Beberapa hari sesudah meraih gelar dari liga, dikelilingi dengan kontroversi. Pertama keputusan yang kontroversial tiba ketika Perez memecat instruktur Vicente del Bosque, sesudah administrator olahraga Real mengklaim bahwa del Bosque itu bukan orang yang sempurna untuk pekerjaan itu, mereka ingin seseorang muda untuk menggoyang tim. Atmosfer jelek berlanjut ketika legenda Real serta kapten Fernando Hierro meninggalkan klub sesudah perselisihan dengan manajemen, menyerupai yang dilakukan Steve McManaman. Namun, klub melaksanakan tur Asia di pra-musim dan memperkenalkan pemain gres David Beckham. Perez dan administrator menolak untuk memperbaharui kontrak Claude Makélélé dengan honor yang lebih baik, menjengkelkan Makélélé yang meminta transfer, kesannya pindah ke Chelsea Pada hari-hari terakhir jendela transfer, Fernando Morientes meninggalkan klub dipinjamkan ke Monaco. Real Madrid, yang gres mengangkat dengan instruktur Carlos Queiroz, mulai liga domestik mereka perlahan-lahan sesudah menang telak atas Real Betis.

Musim 2005-06 dimulai dengan janji beberapa pemain gres - Julio Baptista (€20 Juta), Robinho (€30 Juta) dan Sergio Ramos (€30 Juta - Melepas Klausul) - tetapi instruktur asal Portugal itu tidak sanggup menemukan formula yang sempurna di lapangan sebagai bentuk miskin Real Madrid melanjutkan, dengan tim memukul titik terendah sesudah kekalahan memalukan 0-3 di tangan Barcelona di Santiago Bernabéu. Luxemburgo kesannya akan mengundurkan diri dan penggantinya yakni Juan Ramón López Caro, secara resmi manajer Real Madrid Castilla. Sebuah untuk kembali membentuk tiba tiba berhenti sesudah kalah dalam leg pertama perempat final Copa del Rey, 6-1 untuk Real Zaragoza. Tak usang sesudah itu, Real Madrid tersingkir dari Liga Champions untuk isu terkini keempat berturut-turut, kali ini di tangan Arsenal. Pada tanggal 27 Februari 2006, Florentino Pérez mengundurkan diri.

Presiden gres Ramón Calderón (2006–2009)

Ramón Calderón terpilih sebagai presiden klub pada tanggal 2 Juli 2006 dan kemudian ditunjuk Fabio Capello sebagai instruktur gres dan Predrag Mijatović sebagai administrator olahraga baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun namun Capello dipecat. Pada tanggal 9 Juni 2007, Real bermain melawan Zaragoza di La Romareda. Pertandingan turun ke awal yang jelek ketika Real Madrid dipaksa untuk mengubah lineup mereka beberapa menit sebelum dimulainya pertandingan ketika bek muda Miguel Torres merobek hamstring selama pemanasan. Zaragoza memimpin Real 2-1 menjelang final pertandingan sementara Barcelona juga menang melawan Espanyol 2-1. Tantangan gelar Real tampak akan berakhir. Namun, final equalizer Ruud van Nistelrooy diikuti dengan menit terakhir gol Raúl Tamudo melompat gelar Real Madrid berharap kembali menguntungkan mereka. Sevilla juga ditahan imbang 0-0 tandang melawan Mallorca, yang berarti bahwa kemenangan di sangkar melawan Mallorca efektif akan mengamankan Los Merengues meraih gelar 30 liga Spanyol mereka. Pada isu terkini 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan instruktur Jerman, Bernd Schuster.

Gelar dimenangkan pada tanggal 17 Juni, Mallorca menghadapi Real di Bernabéu, sementara Barcelona dan Sevila, yang penantang gelar lainnya, menghadapi Gimnàstic de Tarragona dan Villarreal masing-masing. Pada babak pertama yakni 0-1, sedangkan Barcelona telah melonjak ke depan menjadi 0-3 memimpin di Tarragona, namun tiga gol di terakhir setengah-satu jam dijamin Real Madrid menang 3-1 dan gelar liga pertama mereka semenjak 2003. Gol pertama tiba dari Reyes yang mencetak gol sesudah kerja manis dari Higuaín. Sebuah gol bunuh diri diikuti oleh gol menyenangkan lain dari Reyes diperbolehkan Real untuk mulai merayakan gelar. Ribuan penggemar Real Madrid mulai pergi ke Plaza de Cibeles untuk merayakan gelar.

Periode kedua Pérez dan masa Mourinho (2009–2013)

Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali menjadi presiden Real Madrid dan bertahan hingga ketika ini.[30][31] Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan[32] dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling.

José Mourinho mengambil alih sebagai manajer pada Mei 2010. Pada April 2011, insiden absurd terjadi, untuk pertama kalinya, empat Clásicos itu harus dimainkan dalam rentang delapan belas hari. Yang pertama yakni perlengkapan untuk pertandingan Liga pada tanggal 17 April (yang berakhir 1-1 dengan gol penalti untuk kedua belah pihak), Copa del Rey (yang berakhir 1-0 untuk Madrid), dan kontroversial leg kedua semifinal Liga Champions pada 27 April dan 2 Mei (3-1 kekalahan agregat) ke Barcelona.

Clasico pertama kali melihat Cristiano Ronaldo mendapatkan gol pertamanya melawan Barcelona lantaran penalti yang diberikan kepada Madrid sesudah pelanggaran ke Marcelo. Final Copa del Rey memberi Real Madrid gelar pertama di bawah Mourinho dengan sundulan Cristiano Ronaldo di perpanjangan waktu. Semifinal Liga Champions yakni mungkin yang paling kontroversial dari empat pertandingan, dengan pengusiran Pepe pada leg pertama di Santiago Bernabéu, sesudah diduga "tantangan berbahaya" untuk bek Barcelona Daniel Alves. Alves dilakukan dalam tandu "tidak sanggup berjalan", tapi sesudah Pepe ditunjukkan memerah, Alves tiba berlari kembali ke lapangan dalam hitungan detik. Setelah Pepe yang mengirimkan dari instruktur Jose Mourinho juga diusir, mendapatkan denda dan larangan lima pertandingan. Pertandingan ini sama juga kontroversial oleh gelandang Barcelona Sergio Busquets yang ditangkap pada video menyampaikan apa yang tampak menyerupai cercaan rasial seharusnya Madrid bek kiri Marcelo. Leg kedua tidak kontroversial sebagai yang pertama, dengan mungkin pengecualian tujuan dibatalkan untuk Gonzalo Higuaín, sesudah Cristiano Ronaldo dianggap telah mengotori Javier Mascherano sebagai akhir dari pelanggaran terhadap Ronaldo oleh Gerard Piqué.

Di La Liga isu terkini 2011-12, Real Madrid memenangkan liga, rekor waktu 32 dalam sejarah La Liga dan menuntaskan isu terkini dengan sejumlah catatan, termasuk 100 poin dalam satu musim, rekor 121 gol yang dicetak & selisih gol dari +89, dan 16 rekor menang tandang dan 32 secara keseluruhan menang. Di isu terkini yang sama, Cristiano Ronaldo menjadi pemain tercepat untuk mencapai 100 gol dalam sejarah Liga Spanyol. Dalam mencapai 101 gol dalam 92 pertandingan, Ronaldo melampaui legenda Real Madrid, Ferenc Puskás, yang mencetak 100 gol dalam 105 pertandingan. Ronaldo menetapkan tanda klub gres untuk tujuan individu mencetak gol dalam satu tahun (60), dan menjadi pemain pertama yang mencetak gol melawan semua 19 tim oposisi dalam satu musim.

Setelah mengecewakan menelan kekalahan oleh Atletico Madrid di Final Copa del Rey 2013, Florentino Perez mengumumkan kepergian Mourinho di final isu terkini dengan "kesepakatan bersama". Mourinho dianggap isu terkini 2012-13 sebagai "yang terburuk dalam karier saya", di mana tim selesai di semifinal Liga Champions, dan runner up di Copa del Rey. Mourinho kembali ke Liga Inggris dengan Chelsea, sebuah tim yang membawa Mourinho sukses dari 2004 hingga 2007

Era Ancelotti dan "La Décima" (2013–sekarang)

Pada 25 Juni 2013, Carlo Ancelotti menjadi manajer Real Madrid, berhasil menggantikan Mourinho, dengan menandatangani kontrak tiga tahun.[40][41] Sehari kemudian, ia diperkenalkan pada konferensi pers pertamanya untuk Madrid di mana ia mengumumkan bahwa Zinédine Zidane dan Paul Clement, keduanya akan menjadi asistennya. Pada 1 September 2013, transfer usang ditunggu-tunggu dari Gareth Bale diumumkan. Pemain Wales itu dilaporkan gres penandatanganan rekor dunia, dengan harga transfer diperkirakan sekitar €100 juta. Pada isu terkini pertama Ancelotti di klub, Real Madrid memenangkan Copa del Rey, dengan Bale mencetak kemenangan di final melawan Barcelona. Pada 24 Mei 2014, Real Madrid mengalahkan rival sekotanya Atlético Madrid di Final Liga Champions memenangkan gelar Eropa pertama mereka semenjak tahun 2002. dan mereka menjadi tim pertama yang memenangkan sepuluh Piala Eropa, sebuah prestasi yang dikenal sebagai "La Décima".

Dalam tahapan ini Real Madrid kembali menjadi panutan sepakbola dunia sesudah memenangkan tiga Piala Eropa. Ditahun 2014, meraih 'la Décima', dimana ditahun yang sama telah ditambah lagi dengan Piala Dunia Antar Klub. Ditahun 2016 tibalah 'la Undécima', dalam isu terkini kompetisi pertama Zidane sebagai pelatih. Musim kompetisi kedua instruktur Perancis tersebut sebagai manager merupakan isu terkini yang bersejarah dengan empat gelar : 'la Duodécima', Liga, Piala Dunia Antar Klub dan Piala Super Eropa.

Pada tahun-tahun pertama etape gres ini telah hadir di lemari tiga trofi yang rebut oleh Real Madrid besutan José Mourinho. Yang paling banyak menerima sorotan yakni gelar La Liga 2011-12, yang dilakukan dengan membuat rekor 100 poin, angka terbanyak yang dicapai hingga ketika itu dalam sejarah kompetisi ini, dan 121 gol. Lagi pula berhasil mengangkat Piala Raja berhadapan dengan Barcelona dan Piala Super Spanyol.

Dibulan Juni 2013, Carlo Ancelotti telah tiba di Real Madrid. Manajer asal Italia tersebut bisa meraih empat gelar bersama skuad blanco. Yang pertama yakni Piala Raja yang kesembilanbelas, dengan mengalahkan Barcelona di final. Pada tanggal 24 Mei 2014 los blancos kembali berhasil mengangkat Piala Eropa. Dengan kemenangan 4-1 atas Atlético mereka berhasil memboyong la Décima. Ramos, Bale, Marcelo dan Cristiano telah memastikan kemenangan itu.

Pada isu terkini kedua Ancelotti direbut dua gelar baru: Piala Super Eropa melawan Sevilla dan Piala Dunia Antarklub pertama Real Madrid atas San Lorenzo. Dengan cara ini, tahun 2014 ditutup dengan beberapa gelar dari Real Madrid. Pada Juni 2015, Rafa Benítez kembali ke klub dimana ia dibuat untuk memimpin skuat ´blanco´. Pada 2016, Zidane menjadi instruktur tim utama sesudah melewati perjalanan karir legenda sebagai pemain. Musim pertamanya ditutup dengan merebut gelar ´Undécima´ ketika unggul melawan Atletico di Milan.

Musim kompetisi kedua instruktur asal Perancis tersebut merupakan isu terkini yang penuh dengan gelar-gelar. Real Madrid telah memenangkan 'La Duodécima', dan menjadi tim pertama yang bisa mempertahankan gelar diperiode Champions. Bersama dengan gelar juara kompetisi Eropa itu, juga telah dimenangkan Liga 2016-17, Piala Super Eropa yang ketiga dan Piala Dunia Antar Klub, yang telah digelar di Jepang. Musim 2017-18 dimulai dengan mengangkat satu Piala Super Eropa sesudah unggul atas Manchester United di Skopje (Makedonia) dan dengan Piala Super Spanyol yang kesepuluh.



Sumber : Wikipedia dan Web Resmi Real Madrid