Jumat, 09 Januari 2015

Terkini Wisata Sejarah Di Jepara



Salah satu obyek wisata andalan di Jepara ialah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Keling atau 45 km di sebelah utara Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal dan transportasi regular.
Dilihat dari sisi geografis benteng ini nampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit watu di pinggir bahari dan persis di depannya terhampar Pulau mondoliko, sehingga mudah selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kontrol Meriam Benteng sehingga akan besar lengan berkuasa pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia serpihan timur atau sebaliknya.
Pada tahun 1619, kota Jayakarta/Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan ketika ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. Sultan Agung Raja Mataram sudah mencicipi adanya ancaman yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda.
Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram.
Kejadian ini menciptakan Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan bahari secara bersamaan, padahal Mataram tidak mempunyai armada bahari yang kuat, sehingga perlu adanya pertolongan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.

Benteng ini terletak di sebuah bukit tepatnya di Kelurahan Ujung Batu Jepara kota, sekitar 0,5 km arah utara alun-alun jepara dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut.Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda.Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma
Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan,di dalamnya dibuat taman dari tanaman hias dan bunga serta pohon jenis palem.
Tempat ini cukup representatif untuk wahana rekreasi keluarga khususnya warga jepara dan sekitarnya lantaran baik di dalam maupun di luar benteng dipenuhi tanaman buatan. Bahkan di depan gerbang sebelah kiri terhampar taman buah yang berisi tanaman mangga, belimbing, jambu, bahkan sukun
Dari tembok Benteng VOC sebelah barat,kita sanggup memandang teluk Jepara dan kemegahan stadion Gelora Bumi kartini yang menjadi pujian masyarakat jepara.

Museum RA. Kartini terletak di sentra kota atau tepatnya di sebelah utara alun-alun kota Jepara. Museum RA Kartini termasuk jenis museum umum dan sekaligus sebagai Obyek Wisata sejarah yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara selaku Dinas Teknis yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.
Museum ini dibuka setiap hari dan sering dikunjungi para wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Museum RAKartini didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, SH, sedangkan peresmiannya dilakukan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati KDH Tingkat II Jepara, Soedikto, SH.
Tujuan didirikan museum ini ialah untuk mengabadikan jasa-jasa usaha RA Kartini dengan cara mendokumentasikan, memamerkan, dan memvisualkan benda-benda bersejarah peninggalan milik abang kandungnya serta benda warisan budaya lainnya yang banyak ditemukan di kawasan Kabupaten Jepara. Gedung museum dibangun di atas areal seluas 5.210 m2 dengan luas bangunan 890 m2 dan terdiri dari tiga buah gedung.

Museum Gong Perdamaian Dunia
Museum Gong Perdamaian Dunia berada di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara. Desa Plajan berada di sebelah timur ibu kota kabupaten yang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Pakis Aji, dengan jarak tempuh dari ibu Kota Kecamatan kurang lebih 5 Km dan dari Ibu Kota Kabupaten kurang lebih 22 Km. Dapat ditempuh dengan kendaraan langsung sekitar 30 menit.
Desa Plajan memang populer dengan sebutan desa wisata. Karena sedikitnya ada 13 tempat wisata di sana. Salah satunya yang sudah populer diseluruh dunia ialah museum Gong Perdamaian Dunia. Gong berukuran dua meter (2 m) dan mempunyai berat 180 kg itu, berbahan gabungan logam dan emas. Meski sudah mendunia, namun masih sangat jarang masyarakat umum yang mengetahui keberadaan museum tersebut.
Agar tidak ingin tau kunjungilah kalau pas kebetulan jalan-jalan di kota Jepara.

Monumen Plasenta R.A Kartini
Obyek wisata Monumen Ari-ari (Plasenta) Kartini terletak di desa Pelemkerep, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara tepatnya berlokasi di samping pendopo Kecamatan Mayong.
Monumen ini dibangun oleh Pemerintah Daerah Jepara pada tahun 1979 untuk mengingat jasa usaha RA. Kartini sebagai pendekar emansipasi wanita. RA Kartini merupakan pendekar emansipasi perempuan yang berasal dari Jepara, dia lahir pada tanggal 21 April 1879. Pada ketika RA. Kartini dilahirkan, ayah RA Kartini yang berjulukan RMAA Sosroningrat merupakan seorang wedana Mayong yang berkediaman di desa Pelemkerep, Mayong. Dilokasi monumen Ari-ari Kartini ini kita juga sanggup menemukan sumur renta dan sebuah padasan air yang berdasarkan sejarah merupakan sisa peninggalan kediaman keluarga RA. Kartini. Perjalanan untuk menuju ke lokasi ini sangat mudah, bisa ditempuh memakai kendaraan langsung menyerupai sepeda motor dan kendaraan beroda empat juga sanggup ditempuh memakai kendaraan umum lantaran lokasi monument ini berada 50 m akrab dari Jalan Raya Mayong-Jepar

Masjid Astana Mantingan
Wisata Masjid dan Makam Mantingan berada di Desa Mantingan, Tahunan, 5 km dari sentra kota, dibangun pada 1481 Saka (1559 M) oleh Pangeran Hadirin. Ada makam Pangeran Hadirin, Ratu Kalinyamat, Patih Sungging Badarduwung, dan Cie Gwi Gwan.
Selain masjid dan makam, di Mantingan juga ada peninggalan purbakala, Gapura Mantingan. Gapura yang dibangun 1927 itu semula melintang di jalan yang menghubungkan Mantingan-Sukodono, hingga tembus hingga pasar Ngabul (Kecamatan Tahunan).
Bekerja sama dengan Dinas Purbakala, Pemkab Jepara memindahkan material gapura orisinil ke lokasi baru, sekitar seratus meter arah timur dari lokasi lama. Tepatnya, menjadi pintu masuk dari arah selatan menuju kompleks makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin. Di lokasi lama, dibangun duplikat gapura yang berukuran lebih besar.

Dulu Masjid ini semuanya berbahan dasar kayu jati, namun sesudah di rehab dan diperbesar bangunan ini konstruksinya bermetamorfosis beton dan berdinding tembok menyerupai masjid modern ketika ini. Namun beberapa serpihan bangunan masih menyisakan kekunoannya dengan memakai kayu sebagai materi bangunannya. Sebagai pola ruang masjid serpihan depan plafonnya terbuat dari kayu jati lembaran yang dipolitur berkilat. Begitu pula tiang atau soko gurunya, meski terbuat dari dari beton namun serpihan luar dililit oleh kayu dan diukir . Sehingga jikalau kita salat di dalam masjid ini nuansa kekunoannya akan terasa sekali.
Masjid Baitul Makmur berada di sebelah selatan Alon-kota kota Jepara tepatnya di Jl RA Kartini 1
Kauman, Jepara Jepara 59417 Jawa Tengah

Gapura Masjid Jami' Baiturrohman I, di Robayan
Masjid Jami' Baiturrohman I Robayan konon ialah peninggalan Wali. Walaupun kini sudah di renovasi dan bentuk awalnya sudah tidak kelihatan lagi, tetapi ada yang tidak di ubah dan dibiarkan masih menyerupai aslinya yaitu pada Gapura Masjid.
Masjid Jami’ Baiturrohman I terdapat di Jalan Raya Gotri-Welahan KM 1, tepatnya di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.

Kelenteng Hian Thian Siang Tee
Kelenteng Hian Thian Siang Tee lokasinya terletak terletak 24 km ke arah selatan dari sentra kota Jepara, di Desa Welahan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, sebuah Desa yang menyimpan peninggalan kuno Tiongkok dan menjadi salah satu aset wisata sejarah di Jepara, dimana berdiri megah 2 buah kelenteng yang dibangun seorang tokoh pengobatan dari Tiongkok berjulukan Tan Siang Hoe bersama dengan kakaknya berjulukan Tan Siang Djie. Untuk menuju Lokasi Wisata ini didukung dengan aneka macam prasarana diantaranya jalan beraspal sanggup memakai kendaraan roda dua maupun roda empat atau angkutan umum yang lain, lantaran lokasi Obyek tersebut berdekatan dengan pasar Welahan

Candi Bubrah dan Candi Angin
Candi Bubrah terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Candi Bubrah ialah candi yang belum di ketahui asal muasal dan siapa pembuatnya serta pada zaman kapan candi bubrah di buat.
Ahli arkeologi atau sejarah, bisa dikatakan belum pernah menyidik keberadaan bangunan ini secara serius. Berjarak sekitar 2 km ke arah puncak, Candi Bubrah bisa dilihat berada di sisi kiri jalur pendakian. Bangunan ini terdiri dari dua kelompok. Satu kelompok di serpihan yang lebih rendah, dan satu kelompok lagi berada di serpihan yang lebih tinggi. Sedangkan Candi Angin sendiri, dengan bentuk dan huruf yang sama menyerupai candi Bubrah berada di puncak.
Sebutan Puncak Candi Angin, oleh masyarakat desa setempat tentu saja bukan tanpa sebab. Pemberian nama tersebut terjadi lantaran masyarakat menemukan dua buah situs budaya berupa bangunan arsitektur kuno yang terdiri dari susunan batu-batu persegi yang tidak sama ukurannya.
Susunan batu-batu tersebut membentuk sebuah bangunan, yang meskipun terlihat rapuh, namun pada kenyataannya tidak rubuh meski diterpa angin ribut di ketinggian gunung. Belum ada yang berani secara resmi memperkirakan berapa usia bangunan bersusun dari watu ini.

Sebenarnya masih banyak lagi Wisata Sejarah di Kota Jepara, silahkan ditambah ……
Wisata Cagar Budaya di Jepara KLIK DI SINI