Jumat, 20 Maret 2015

Terkini Catatan Buat Kontingen Popda Sd Kec.Kedung 2015



Persiapan Tim POPDA SD Kecamatan Kedung menuju Pentas POPDA tingkat Kabupaten Jepara 2015 memang kurang ideal. Setelah terlambatnya agenda seleksi tingkat kecamatan yang mepet. Permasalahan mereka semakin lengkap dengan adanya agenda Try out ujian sekolah siswa kelas 6 yang bersamaan dengan agenda training maupun agenda pelaksanaan POPDA tingkat kabupaten sendiri.
Dengan segudang problem tersebut, pelatih/oficial cabang olahraga yang menangani persiapan atlit terpilih dituntut bekerja lebih keras supaya timnya meraih hasil maksimal di pentas akbar POPDA SD tingkat kabupaten Jepara 2015.

“Tanda kehancuran kontingen Kedung sudah terlihat dari persiapan tim yang tumpang tindih dengan agenda try out sekolah,” ujar Karnyoto, S.Pd guru olahraga SDN 1 Karangaji sekaligus instruktur Senam Artistic dan instruktur klub Bulutangkis Maestro
Pelatih yang sering disapa Pak Nyo’ ini juga menambahkan perlunya pengaturan agenda di tahun yang akan tiba oleh pemangku kebijakan. Hal ini diyakininya dapat menciptakan timnya dapat meraih hasil yang menggembirakan.

Dengan tumpang tindihnya agenda training dan agenda siswa kelas 6 di sekolah masing-masing mengakibatkan proses training pada atlit terganggu.
“Kami kurang jam terbang,” Papar Ahmad Muktadir, S.Pd guru olahraga SDN 1 Bugel yang menangani atlit Tenis Meja. Siswa yang terpilih dalam training kurang berkomunikasi dengan pihak sekolah yang bersangkutan, alasannya pada hari training siswa jarang diantar ke kawasan pembinaan. Pak Tadir juga berharap di masa mendatang diantara siswa yang pernah dibinanya akan muncul sosok petenis meja handal sekelas Anton Suseno.

“Faktor manajemen siswa mengganggu persiapan kami,” ujar Sarana, S.Pd guru olahraga SDN Jondang yang menangani cabang Bolavoli mini.
Data siswa pada akte lahir, raport dan Nomer Induk Siswa Nasional (NISN) banyak yang berbeda. Apalagi pada raport, panitia pelaksana Popda menegaskan bahwa foto anak harus terkena stempel, padahal hukum perkenaan stempel dari pihak sekolah distempel pada sebelah tanda tangan kepala sekolah tanpa memperhatikan stempel mengenai foto siswa atau tidak alasannya jarak kawasan foto siswa yang agak jauh.

Yang paling utama dalam persiapan POPDA SD kecamatan Kedung ialah minimnya sumbangan sekolah kawasan siswa belajar, dengan tidak tepatnya siswa tiba ke kawasan training alasannya pihak sekolah ada yang menganggap latihan di kawasan training di hari terakhir saja.
Padahal atlit butuh proses untuk berkembang bukan bertanding atau berlomba saja tanpa mau berlatih.